Buah melon banyak diminati oleh masyarakat, sehingga harganya relative agak mahal di pasaran dalam negeri maupun untuk ekspor. Hal ini menjadi peluang bagi petani, namun harus menyesuaikan permintaaan masyarakat modern, yakni mutunya yang bagus. Untuk mendapatkan mutu buah melon dan jaminan keamanan pangan dapat diupayakan mulai dari budidaya tanaman, termasuk pengendalian penyakit tanaman.
Keberhasilan petani dalam melakukan budidaya buah melon apabila dapat mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang mengganggu, sehingga dapat diperoleh hasil panen yang memuaskan. Serangan penyakit pada tanaman melon menjadi momok menakutkan bagi petani, karena sering menimbulkan kegagalan dalam panen. Penyakit pada tanaman melon disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogenik, berupa bakteri, fungi dan virus. Pengendalian penyakit akan efektif jika dilakukan dengan menggabungkan beberapa cara, yaitu secara kultur teknis, cara fisik/mekanis, dan cara kimiawi. Berikut beberapa penyakit utama pada tanaman melon dan cara pengendaliannya :
1. Penyakit Virus Kuning
Penyebab dari penyakit ini virus dan gejalanya adalah adanya bercak kuning pada daun dan beberapa daun menjadi keriting. Penyakit/virus ini dapat ditularkan melalui benih, alat pertanian dan kupu-kupu yang merupakan serangga vector bagi virus. Pada serangan berat, perkembangan buah akan lambat, sehingga buah yang dihasilkan tidak sempurna, terutama pada bentuk buah dan rasanya.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara teknis yaitu dengan menggunakan benih varietas tahan virus. Sedangkan pengendalian secara fisik/mekanis dapat dilakukan dengan cara membersihkan gulma di sekitar tanaman dan tanaman yang terserang dimusnahkan. Kemudian pengendalian dengan cara kimiawi adalah dengan menggunakan insektisida kimia yang efektif berbahan aktif tiametoksan 25%.
2. Embun Tepung (Powdery Mildew)
Penyakit embun tepung merupakan salah satu penyakit tanaman melon yang disebabkan oleh jamur Ordo Eryshiphales. Tumbuhan yang terinfeksi mempunyai ciri-ciri daun dan batang muda dilapisi semacam tepung (powder) berwarna putih, buah yang terserang berukuran kecil dan rasanya tidak manis. Infeksi penyakit embun tepung dapat menyebabkan kemampuan berkembang pada tanaman menjadi berkurang dan menurunkan hasil panen seperti berkurangnya ukuran, jumlah dan kualitas dari buah.
Cara mengendalikannya adalah dengan membuat sirkulasi udara lancar dan mengurangi kelembaban disekitar tanaman, monitoring secara rutin terhadap tanaman sehingga dapat diketahui lebih awal, penyemprotan fungisida dilakukan 5-7 hari sekali pada musim hujan dan 10-14 hari pada saat kemarau.
3. Layu Bakteri
Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Patogen ini ditularkan melalui air. Penyakit ini akan berkembang pesat pada musim hujan. Penyakit ini diawali dengan gejala kekuningan pada daun, batang utama tampak hijau dan tegak, sedangkan tangkai dan helaian daun layu serta luruh, helaian daun terkulai namun masih berwarna hijau sehingga penyakit ini sering disebut “green wilting”, kemudian tanaman menjadi layu yang dimulai dari pucuk menjalar ke bagian bawah tanaman sampai seluruh daun layu dan akhirnya tanaman mati. Bakteri ini dapat bertahan di tanah dalam jangka waktu 2 tahun tanpa inang. Kondisi yang mendukung perkembangbiakan dan penyebaran adalah temperature yang hangat, kelembaban yang tinggi dan curah hujan yang banyak.
Cara pengendaliannya adalah dengan mengaplikasikan belerang pada saat persiapan lahan, pemakaian pupuk Nitrogen (N) secara berimbang agar tanaman tidak terlalu sukulen, melakukan sanitasi terhadap gulma atau tanaman sekunder yang dapat menjadi inang alternatif, perbaikan drainase sehingga lahan tidak tergenang, mencabut dan memusnahkan tanaman layu. Tindakan pengendalian secara kimiawi dengan bakterisida yang berbahan aktif Dazomet, Streptomycine sulfat, Asam Oksolinik, Kasugamycine Hidrokloridadan Oksitetrasiklin. Menggunakan varietas yang tahan atau toleran terhadap penyakit tersebut.
4. Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium yang menyerang akar dan batang. Penyakit ini dapat membuat tanaman muda/pesemaian menjadi busuk atau tumbuh kerdil. Gejala pada tanaman dewasa daun menjadi pucat, bagian atas tanaman layu dan sedikit demi sedikit menjadi layu keseluruhan dan mati. Batang menjadi nekrotik/retak dan mengeluarkan cairan berwarna coklat.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman yang tidak rentan atau tanam pada lahan baru. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengaturan jarak tanam yang tepat, yaitu 50 x 50 cm atau 60 x 60 cm. Menghindari pemupukan Nitrogen yang berlebihan, perendaman benih dengan fungisida. Gunakan pupuk kandang yang di lengkapi trichoderma.
5. Penyakit Antraknosa
Penyakit antraknosa sering juga disebut patek. Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum sp. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik dan kontak. Contohnya yang berbahan aktif benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, tebukonazol, klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
6. Rebah kecambah
Rebah kecambah disebabkan oleh cendawn Pythium sp. Biasanya menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. Gejala yang ditimbulkan adalah pangkal bibit tanaman berlekuk sepanjang 1−15 cm seperti terjepit, busuk berwarna coklat, bibit menjadi layu dan kering secara mendadak, infeksi terjadi pada akar atau pangkal batang, tanaman busuk basah dan berwarna gelap atau hitam.
Pengedalian secara kimiawi dengan aplikasi fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
7. Busuk Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytopthora nicotianae,P, capsici, Phytium sp yang menyerang pada bagian batang, daun dan buah dengan gejala : bercak coklat kebasahan yang memanjang, daun seperti tersiram air panas, bercak pada buah menjadi coklat kehitaman dan lunak, makin lama bercak berkerut dan mengendap, bagian buah yang busuk diselimuti cendawan putih.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pemangkasan daun atau cabang yang berlebihan untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanah, rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili dengan melon, mencabut tanaman yang terserang dan dibakar, tidak semua orang diijinkan masuk ke kebun untuk antisipasi penularan jamur.