Sebelum kita ke topik pembahasan, mungkin ada beberapa orang belum mengetahui ada 2 cara perkembangbiakan pada tanaman, yaitu secara generatif dan vegetatif. Lalu apa bedanya??, kita bahas satu persatu. Perkembangan generatif adalah proses reproduksi melalui penyerbukan alami dengan bantuan angin dan serangga. Kemudian, ada alternatif lain jika dirasa perkembangbiakan generatif kurang efektif yaitu dengan perkembangbiakan vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif adalah reproduksi tumbuhan dengan menggunakan bagian-bagian seperti batang, cabang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru. Perkembangan vegetatif tidak perlu melalui proses perkawinan dan tidak melalui biji tanaman. Itulah perbedaan antara generatif dan vegetatif. Kita akan lebih dalam membahas perkembangan vegetatif pada tanaman dan juga macam-macamnya.
Jenis Jenis Perkembangbiakan Vegetatif
1. Stek
Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu bagian dari tanaman. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat.Teknik Stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun Jenis tanaman yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana cara penyetekan yang dilakukan. Metode perkembangbiakan stek memiliki beberapa macam diantaranya stek batang, stek daun dan juga stek akar. Untuk lebih lanjut mengenai masing-masing stek, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya. Pupuk untuk perangsang akar stekan bisa dibeli disini
- Stek Batang
Stek batang merupakan cara paling umum digunakan sampai dengan saat ini. Ciri-ciri tanaman yang dapat dilakukan stek batang ialah potongan batang tumbuhannya memiliki ruas-ruas atau memiliki mata yang kemudian dapat tumbuh tunas baru. Batang yang akan dilakukan stek harus yang sudah tua jadi tunas baru dapat tumbuh di bagian ruas-ruasnya. Batang tanaman yang sudah dipotong hendaknya ditanam pada tanah yang gembur agar lebih mudah tumbuh kemudian tanahnya juga harus cukup lembab. Contoh tanaman yang dapat dilakukan stek batang ialah sirih, jambu air, dan ketela pohon. Stek batang dapat dibagi menjadi 4 macam yakni berkayu keras (hardwood), setengah keras (semi hardwood), kayu lunak (softwood) serta golongan herba (herbaceous).
1. Stek Batang Kayu Keras (Hardwood)
Stek batang kayu keras sebenarnya jenis stek yang mudah dilakukan dan tidak banyak membutuhkan perlakuan khusus. Bahan untuk melakukan stek sebaiknya diambil dari cabang yang sedang dalam kondisi dorman. Jenis tanaman yang dapat diperbanyak menggunakan metode ini antara lain tanaman anggur. Bagian dari tanaman yang dapat digunakan untuk stek batang ialah berasal dari cabang yang sehat dan bagian tersebut terletak di daerah yang terkena sinar matahari cukup. Maka dari itu bahan yang dipilih ialah bahan yang banyak mengandung bahan makanan (karbohidrat) untuk persediaan makanan pada stek. Di bagian pucuk tanaman biasanya hanya memiliki karbohidrat yang rendah sehingga perlu untuk dibuang. Bahan stek yang bagus untuk metode ini ialah terletak pada bagian tengah dan dasar cabang atau ranting. Pada stek tersebut minimal terbentuk 2 ruas.
2. Stek Batang Berkayu Setengah Keras (Semi Hardwood)
Secara umum stek kayu setengah keras ini digunakan untuk tanaman yang mempunyai daun yang lebar. Contoh penggunaan stek ini ialah pada jenis tanaman hias serta tanaman buah-buahan. Pada bagian ujung cabang sisa potongan stek tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan stek namun harus diletakkan di bawah kondisi pengabutan. Akan lebih baik jika dilakukan pengambilan stek pada waktu pagi hari, kemudian dikepak dengan rapat dan dengan kelembaban yang cukup.
3. Stek Batang Berkayu Lunak
Untuk stek batang berkayu lunak biasanya digunakan untuk menyetek tanaman yang memiliki banyak kandungan air atau sukulen. Tanaman jenis ini biasanya memiliki pertumbuhan akar yang lebih cepat dengan persentase stek berakar lebih tinggi jika dibandingkan dengan stek dari tanaman yang berkayu keras.Untuk posisi daun umumnya akan dibiarkan saja menempel pada stek. Sedangkan untuk ukuran panjang dari stek ini cukup bervariasi yakni antara 10 sampai 15 cm atau tergantung pada jenis tanaman yang akan distek.
4. Stek tanaman Herba
Untuk stek tanaman herba atau semak umumnya digunakan untuk menyetek tanaman yang mempunyai banyak kandungan air atau sukulen serta lunak. Contoh tanaman yang dilakukan stek jenis ini ialah tanaman bunga krisan dan kaktus pagar.
- Stek Daun
Stek daun ialah cara perkembangbiakan dengan cara menanam daun tanaman yang sudah cukup tua yang akan tumbuh tunas baru. Umumnya stek daun ini banyak diterapkan pada tanaman hias seperti sri rejeki, begonia, dan cocor bebek. Bagian daun yang bisa dipakai untuk bahan stek ialah berupa helaian daun atau helaian daun berserta tangkai daunnya. Akar dan batang kemudian akan tumbuh pada bagian daun yang terpotong. Sedangkan bagian daun tersebut tidak berkembang menjadi tanaman yang baru. Cara melakukan stek daun ini ialah daun dipotong memanjang menjadi 2-4 bagian kemudian disemai dan di tanam 1/3 di dalam media tanam. Contoh lain tanaman hias yang dilakukan perbanayakan dengan memakai stek daun adalah Sain folia/ bunga biru.
- Stek Akar
Beberapa hal perlu diperhatikan ketika menggunakan stek akar dalam perbanyakan tanaman salah satunya ialah jangan sampai penanamannya terbalik. Umumnya stek akar disemai sejajar dengan permukaan tanah atau sedikit masuk ke dalam tanah/ media tanam. Sebagai contoh tanaman yang menggunakan stek akar ialah tanaman apel, sukun, albesia dan beberapa jenis tanaman hias.
Kelebihan Teknik Stek :
- Tak terkendala musim/waktu
- Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah
- Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya
- Bisa memperbanyak secara kontinyu
Kelemahan Teknik Stek :
- Lebih Rumit dibandingkan dengan biji
- Harus memiliki Pohon Induk
- Lebih mahal dibandingkan biji
- Perakaran lebih lemah dibandingkan biji
2. Cangkok
Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan akar sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.Cara perbanyakan ini memiliki tingkat kegagalannya cukup tinggi. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk menghindari kejadian seperti ini perlu diperhatikan bagaimana cara mencangkok dengan benar dan teliti. Cara ini bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, dan belimbing.
Kelebihan Teknik Cangkok:
- Sifat tanaman baru persis dengan induknya
- Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4 tahun
- Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1-3 bulan)
Kelemahan Teknik Cangkok :
- Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran
- Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek
- Tidak memiliki akar tunggang
3. Teknik Tunas
Teknik Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki pada tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.
4. Okulasi
Okulasi merupakan salah satu teknik perbanyakan dengan cara vegetatif buatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tanaman. Caranya dengan melakukan penempelan sepotong kulit pohon dengan mata tunas dari batang atas yang ditempelkan pada irisan kulit pohon lain dari batang bawah sehingga dapat tumbuh serta bersatu menjadi individu yang baru.Maksud batang bagian bawah yang dipakai dalam okulasi ini harus memiliki sistem perakarannya yang baik. Sedangkan batang bagian atas umumnya dipilih yang hasil tanaman yang berkualitas baik. Terdapat dua macam teknik okulasi yang dapat digunakan diantaranya teknik okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau. Okulasi disebut juga juga salah satu teknik perbaikan dari kualitas tanaman secara vegetatif buatan. Sama dengan jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi dilakukan dengan tujuan untuk dapat memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik.Jika dibandingkan dengan hasil tanaman melalui teknik perbanyakan cangkok atau stek, tanaman okulasi juga memiliki kualitas yang lebih baik karena okulasi bisa menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman awalnya berupa sifat unggul dari batang bawah. Contohnya sistem perakaran yang kuat dan sifat unggul dari tanaman entres yang dapat berupa hasil buah yang lebat.
Syarat Okulasi
Syarat tanaman yang dapat digunakan dalam teknik okulasi ini, antara lain yaitu;
- Tanaman tidak sedang tumbuh daun baru
- Batang atas dan bawah harus memiliki umur yang sama
- Kedua tanaman yang akan diokulasi harus dari satu genus
- Bebas hama dan penyakit
- Tanaman induk bersifat unggul
Kelebihan Teknik Okulasi :
- Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam
- Penyiapan benih relatif singkat
Kelemahan Teknik Okulasi :
- Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
5. Teknik Sambung / Teknik Grafting
Teknik sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5-10 cm.Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel, dll.
Kelebihan Teknik Sambung :
- Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
- Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan.
- Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki.
- Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.
Kelemahan Teknik Sambung :
- Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
- Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock
6. Teknik Kultur Jaringan
Teknik Kultur Jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Cara ini memiliki dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Untuk benih ketang kultur jaringan bisa dibeli disini.
Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :
- Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim
- Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat
- Bersifat seragam
- Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit juga
- Daya pengangkutan lebih murah dan mudah
- Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya
Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :
- Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia
- Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus
- Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi
Demikian beberapa informasi tentang berbagai teknik memperbanyak tanaman, semoga bermanfaat.